Kapan terakhir kali Anda memberikan sesuatu karena cinta, namun itu membuat Anda merasa sedih, seolah-olah Anda kehilangan sesuatu? Itu bukan cara kerjanya secara umum, bukan? Karunia cinta selalu membawa sukacita, baik bagi yang menerima, maupun bagi yang memberi?

Ketika cucu perempuan kami lahir, istri saya, Jacqui dan saya, membuatkan rekening bank untuknya dan mulai menyisihkan sejumlah uang setiap bulan karena dari hal-hal kecil, hal-hal besar tumbuh.

Setiap bulan ketika uang itu ditransfer dari rekening kami ke miliknya, aplikasi perbankan saya memunculkan pemberitahuan di ponsel saya. Dan setiap kali itu terjadi, hatiku mengalami ledakan kegembiraan yang luar biasa ini. Begitulah, ketika Anda memberi hadiah karena cinta.

Jadi, jika kita mengatakan bahwa kita mencintai Tuhan, bukankah itu harus sama persis?

2 Korintus 9:6,7 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Sudah dimaksudkan untuk menjadi sebuah sukacita dalam memberi terhadap pekerjaan Tuhan, baik itu sumber daya kita, waktu kita atau karunia dan kemampuan yang diberikan Tuhan. Dan ada keputusan hati yang terlibat di sana, pilihan yang disengaja untuk diberikan dari sukacita keselamatan kita, dari sukacita berjalan hari demi hari bersama Yesus.

Anda mungkin berpikir, saya tidak punya banyak hal untuk diberikan. Tapi tanamlah biji ek kecil dan suatu hari, itu akan menjadi pohon ek yang perkasa.

Ingat ini: Orang yang menanam sedikit benih akan menuai sedikit. Tetapi orang yang banyak menanam akan mendapat panen yang banyak.

Itu adalah Firman Tuhan. Fresh … untukmu … hari ini.